Rabu, 03 November 2010

Pertemuan Agung Yang Dirindukan

Oleh : Aku
Pertemuan Agung Yang Dirindukan

Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu(yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Ankabut ayat 5)

Sesungguhnya orang-orang yang rindu kepada Allah dapat merasakan manisnya kematian jika kerinduan itu memang telah datang, karena telah dibukakan kepada mereka bahwa ruh yang sampai kepada Allah akan lebih manis daripada menyaksikan.

Adanya rindu karena cinta. Seseorang yang mencintai, ia akan rindu untuk bisa bertemu. Hamba yang mencintai Allah, hatinya merasa terus menerus rindu tanpa henti. namun rindu sama Allah tidak boleh disamakan dengan rindu terhadap sesama manusia.

Ulama Sufi berkata, "Rindu adalah kegelisahan hati untuk bisa bertemu dengan yang dicintai".
Kerinduan tergantung kepada dalamnya Cinta. Jika cinta kepada Allah itu mengalahkan segala-galanya, maka hati seorang hamba yang rindu selalu dipenuhi oleh Dzikrullah.

Ammar bin Yasir pernah ditanyai seseorang demikian, " Wahai Syekh, do'a apakah yang bisa engkau panjatkan kepada Allah".

Jawab Ammar," Aku biasa berdo'a sebagaimana Rasulullah SAW berdo'a. Diantaranya ialah : Wahai Allah, dengan ilmuMu yang ghaib dan kekuasaanMu terhadap makhluk, berilah aku kehidupan yang menurutMu terbaik untukku. Matikanlah aku yang menurutMu kematian itu lebih baik bagiku, baik ditempat tertutup atau terbuka". Aku mohon kepada Mu, berikanlah aku pembicaraan yang benar, baik ketika marah atau tidak marah. Aku mohon kepada Mu kesederhanaan, baik ketika kaya atau miskin. Aku mohon kepada Mu kenikmatan yang tidak punah, kesenangan yang tidak terputus. Dan aku mohon kepadaMu sifat ikhlas jika telah datang takdirMu, dan kehidupan yang sejuk serta damai setelah kematian. Aku mohon kepadaMu dapat melihat wajahMu Yang Mulia. Aku rindu untuk bertemu dengan Mu tanpa mengalami penderitaan atau bencana, atau ujian yang menyesatkan. Ya Allah hiasilah kami dengan iman. Ya Allah, jadikanlah kami petunjuk bagi orang-orang yang mencati petunjuk".

Abu Ali ad- Daqaq membedakan antara kata asy-syauq(rindu) dan al-istisyaq(rindu). Secara harfiah kedua kata itu mempunyai arti sama yaitu "rindu". Namun secara hakikat, memiliki perbedaan makna. Jika asy-syauq hakikatnya ialah rasa rindu namun akan mersa reda dan puas hati manakala telah bertemu dengan yang dirindukan. Sedangkan al-istisyaq adalah kerinduan yang meskipun bertemu dengan yang dirindukan namun tidak pernah hilang(kegelisahannya) kerinduannya selalu ingin bersama. Kerinduan kepada makhluk adalah kerinduan asy-syauq. Sedangkan kerinduan yang hakiki adalah kerinduan kerinduan kepada Allah, dengan menggunakan istilah al-istisyaq.

Diterangkan bahwa suatu hari, Ahmad bin Hamid al- Aswad bertamu ke rumah seorang ulama Sufi, Abdullah bin Mubarrak. Ahmad biun Hamid berkata " Sesungguhnya aku telah bermimpi bahwa tuan akan meningal dunia setahun lagi, untuk itu hendaknya tuan rajin-rajin mempersiapkan bekal untuk menghadapinya".

Abdullah bin Mubarrak cemberut. Lalu berkata "Kabar darimu sungguh mengecewakan hatiku. SEtahun adalah waktu yng sangat lama bagi orang yang rindu bertemu tuhannya. Sesungguhnya jika kematian itu lebih cepat, maka lebih baik bagi ku. Karena aku segera bertemu dengan Al-Haq. Dzat yang kucintai dan kurindukan.

Karena itulah Usman pernah berkata, " Tanda kerinduan itu adalah senang kematian dengan keadaan tenang'.

Ulama sufi menyatakan, termasuk tanda-tanda rindu adalah mengharapkan kematian diatas kehidupan yang menyenangkan, sebagaimana Yusuf AS ketika dilempar kesumur. Dia mengatakan,"Matilah aku !". Begitu pula ketika didalam penjara, ia berkata,"Matilah aku !". Namun ketika ia bertemu dengan ayah dan saudara - saudaranya yang menunduk dihadapannya, Yusuf berkata "Matikanlah aku dalam keadaan Islam."

Kata Abu Yazid al - Busthami," Sesungguhnya Allah mempunyai hamba - hamba yang seandainya Dia menutupi mereka dari melihatNya disurga, pasti mereka akan meminta tolon kepda surga yang membuka hijab. Sehingga mereka bisa memandang Allah."

Faris menyatakan, bahwa hati orang - orang yang dilanda rindu kepada Allah diterangi dengan cahaya Allah Ta'ala. JIka kerinduan mereka berguncang, hatinya menerangi langit dan bumi, maka Allah mengatakan kepda para malaikat, " Merka ini adalah orang - orang yang rindu kepada Ku, maka aku persaksikan kepada kalian bahwa aku lebih rindu kepada mereka."

Kerinduan oranr - orang yang dekat kepada Allah lebih berat dari pada kerinduan orang -orang yang tertutup dari Allah. Karena orang yang telah mendapatkan sesuatu, maka ia ingin mendapatkannya lebih banyak. Berbeda dengan orang yang tertutup dari Allah. Sesungguhnya jika Allah telah membukakan hijab kepadanya, maka tentu ia tidak akan merasa puas'memandang' Allah.

Orang yang dilanda keruinduan kepada Allah, ia akan merasakan betapa nikmatnya dan bahagianya kematian. Karena dengan kematian, dianggapnya sebagai terbukanya hijab sehingga sampai kepada Allah.Maka kita harus merasakan kematian sebelum mati.